Minggu, 27 April 2014
Rabu, 23 April 2014
Kota Terpadu Mandiri ( KTM ) Labangka
Salah satu latar belakang pembangunan KTM Labangka adalah besarnya
potensi komoditas unggulan jagung dengan luas tanam ± 11.281 Ha dengan
produksi rata-rata 8 – 12 Ton/Ha disamping komoditas lainnya seperti ubi
kayu, cabe dan labu dapat dikembangkan.
Disamping itu keindahan alam yang berada pada pesisir pantai selatan dapat dikembangkan sebagai obyek pariwisata. Perkembangan di Bidang Peternakan yaitu ternak besar seperti sapi, kerbau yang dapat dikembangkan sebagai pusat perkembangan ternak.
Kelancaran arus transportasi yang dapat berkembang dengan baik, mengingat jarak antara pusat ekonomi di Kecamatan Plampang tidak jauh sehingga nantinya dapat menarik investor dari luar untuk berinvestasi di Lokasi KTM Labangka.
Pembangunan dan pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka sebagai Lokasi Pusat KTM dibangun pada lokasi lahan sisa HPL Labangka dan Pengembangannya pada UPT Binaan 1 lokasi, permukiman transmigrasi yang sudah ada sebanyak 8 lokasi dan wilayah Desa sekitarnya dalam wilayah Kecamatan Plampang dan Kecamatan Maronge.
KTM Labangka dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana di Kawasan Transmigrasi, meningkatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan terbukanya kesempatan pertumbuhan sosial ekonomi di kawasan transmigrasi, menciptakan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi masyarakat yang nantinya dapat menarik para investor dan mendukung kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
Program Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang membuka peluang investasi kepada pihak swasta. Selama ini perusahaan yang ingin melakukan investasi dengan program pembangunan Kota Terpadu Mandiri adalah PT. Donghae Indonesia yang bekerjasama di bidang Agrobisnis dan Agroindustri.
Disamping itu keindahan alam yang berada pada pesisir pantai selatan dapat dikembangkan sebagai obyek pariwisata. Perkembangan di Bidang Peternakan yaitu ternak besar seperti sapi, kerbau yang dapat dikembangkan sebagai pusat perkembangan ternak.
Kelancaran arus transportasi yang dapat berkembang dengan baik, mengingat jarak antara pusat ekonomi di Kecamatan Plampang tidak jauh sehingga nantinya dapat menarik investor dari luar untuk berinvestasi di Lokasi KTM Labangka.
Pembangunan dan pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka sebagai Lokasi Pusat KTM dibangun pada lokasi lahan sisa HPL Labangka dan Pengembangannya pada UPT Binaan 1 lokasi, permukiman transmigrasi yang sudah ada sebanyak 8 lokasi dan wilayah Desa sekitarnya dalam wilayah Kecamatan Plampang dan Kecamatan Maronge.
KTM Labangka dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana di Kawasan Transmigrasi, meningkatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan terbukanya kesempatan pertumbuhan sosial ekonomi di kawasan transmigrasi, menciptakan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi masyarakat yang nantinya dapat menarik para investor dan mendukung kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
Program Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang membuka peluang investasi kepada pihak swasta. Selama ini perusahaan yang ingin melakukan investasi dengan program pembangunan Kota Terpadu Mandiri adalah PT. Donghae Indonesia yang bekerjasama di bidang Agrobisnis dan Agroindustri.
Selasa, 22 April 2014
Potensi pada sektor pertambangan untuk galian A dan B meliputi Emas dmp (salah satunya tengah explorasi oleh PT NNT di Dodo rinti), dan mangan dmp dengan lokasi yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu : Ropang, lunyuk, Plampang, Alas, Maronge, dan Lopok. Sedangkan untuk biji Besi berada di kecamatan Maronge.Sampai dengan Oktober 2008 telah 24 Perusahan yang telah mengatongi ijin Kuasa Pertambangan dan beberapa Perusahan telah mengajukan ijin untuk eksplorasi. Potensi pertambangan untuk bahan galian C, meliputi;
Potensi Lahan Yang Masih tersedia Kapasitas Bidang Usaha Produksi Volume/Lahan Tersedia
Pemanfaatan Lahan .
Adapun Sektor Pertambangan dan Energi di Sumbawa :
1. Material Sungai 25.029.160 M3 595.060 M3 24.343.100 M3 319.687/Thn
2. Andesit/Batu gunung 414.425.000 M3 415.000 M3 414.434.100 M3 138,33/Thn
3.Lempung 19.014.568 M3 7.282.068 M3 11.732.500 M3 2.427.358/Thn
4. Batu gamping/kapur 359.088.800 M3 143.300 M3 358.945.500 M3 47.767/Thn
5. Granodiorit 2.000.000 M3 - 2.000.000 M3 -
6. Silika 2.544.500 M3 - 2.544.500 M3 -
7. Batu hias 71.312 Ton 1.312 Ton 70.000 Ton 437/Thn
8. Batu tiang 1.230 M3 30 M3 1.200 M3 10/Thn
9. Tanah pasir/urug 1.105.868,82 M3 552.934 M3 552.935 M3 184.311/Thn
10.Energi air 136.054,4 Kw - 136.504,4 Kw
11.Geoternal 24,59 Watt - 24,59 Watt
12.Marmer 43.062.500 - - -
13.Pasir Besi 394.5 - - -
Potensi Lahan Yang Masih tersedia Kapasitas Bidang Usaha Produksi Volume/Lahan Tersedia
Pemanfaatan Lahan .
Adapun Sektor Pertambangan dan Energi di Sumbawa :
1. Material Sungai 25.029.160 M3 595.060 M3 24.343.100 M3 319.687/Thn
2. Andesit/Batu gunung 414.425.000 M3 415.000 M3 414.434.100 M3 138,33/Thn
3.Lempung 19.014.568 M3 7.282.068 M3 11.732.500 M3 2.427.358/Thn
4. Batu gamping/kapur 359.088.800 M3 143.300 M3 358.945.500 M3 47.767/Thn
5. Granodiorit 2.000.000 M3 - 2.000.000 M3 -
6. Silika 2.544.500 M3 - 2.544.500 M3 -
7. Batu hias 71.312 Ton 1.312 Ton 70.000 Ton 437/Thn
8. Batu tiang 1.230 M3 30 M3 1.200 M3 10/Thn
9. Tanah pasir/urug 1.105.868,82 M3 552.934 M3 552.935 M3 184.311/Thn
10.Energi air 136.054,4 Kw - 136.504,4 Kw
11.Geoternal 24,59 Watt - 24,59 Watt
12.Marmer 43.062.500 - - -
13.Pasir Besi 394.5 - - -
Langganan:
Postingan (Atom)